Embun pagi hiasi
awal hari ini, dimana matahari mulai menampakan diri dan malam mulai menjauh
pergi. Seorang pemuda dilanda resah gelisah didada karena menerima pesan
singkat dari orang yang dia paling sayangi dimuka bumi ini. Pesan yang isinya
sangat tak pantas di baca, berisikan kata luka yang menusuk kedalam hati,
lemahkan jiwa dan raga sesaat melanda seorang pemuda yang sangat mencinta.
Pesan yang berisikan tiga kata yang remukan hati seorang pemuda yang ditimpa
asmara.
Di sebuah tempat, mereka akan
berjumpa untuk terakhir kalinya dalam keadaan berpacaran. Di tempat yang sama,
dimana seorang pemuda mengatakan seluruh perasaan kepada seseorang yang
sekarang akan pergi dari hati dan meniggalkan jejak luka, luka yang hanya
waktulah penyembuhnya. di tempat yang sama, dimana kata aku dan kamu
menjadi kita, dimana senyuman kecil terbawa mimpi, belaian manja
menjadi bahagia, pelukan hangat mampu lelehkan es di kutub utara.
Sekarang. Pemuda dengan membawa diri
yang penuh gelisah duduk menuggu kedatangan kekasinya yang tinggal hitungan
menit akan menjadi orang biasa dan akan menjadi kenangan yang menghiasil album
hatinya.
Yang ditunggu datang, seorang wanita
cantik dengan kulit putih dan senyuman yang menawan. Di tempat yang sama,
dimana rasa itu mulai ada, dimana senyum dan canda menghiasi di hari seorang
keturunan adam dan hawa. Dimana hati mulai berbunga dan bibir kataka cinta.
Kamu sudah lama di sini?, tanya
wanita. Kamu masih ingat dengan dengan tempat ini, jawab si pemuda dengan
harap. Pemuda berharap dengan cinta yang digenggamnya takan lepas mengembara.
Ingat, dan ini saat yang tepat. Jawab wanita dengan nada santai. Bermuka santai
berhati dengan penuh emosi yang membara di dalam diri. Mendangar jawaban lembut
dari seorang wanita yang sangat dicinta membuat hati pemuda itu seakan remuk,
membuat keringat mngucur lebih derasnnya. Seorang laki-laki yang menunggu
kiamatnya kisah cinta ,terasa detak jantung semakin keras hingga membuat
gelombang air yang terhidang di atas meja, terasa lebih cepat dari denting
detik jam dinding yang terpajang di sekitar mereka.
Aku rasa tak perlu di jelaskan lagi,
aku rasa ini yang terakhir kali, aku rasa kita bisa bersama tapi bukan dalam
keadaan seperti ini, maaf sangat maaf, ini demi hubungan kita, demi ego kita
dan demi masa depan kita. Pernyataan si wanita.
Maaf, adakah maaf untuku, untuk
hubungan kita, untuk ego ku. Aku masih mengharapkanmu di sini, di hatiku.
Dengan harap si pemuda. Berharap terus berharap yang layu menjadi mekar
kembali, berharap yang mati hidup kembali, berharap yang salah di maafkan,
berharap hati yang kan pergi datanga kembali dan berharap semua ini hanya
mimpi.
maaf atas ku pada mu, maaf atas
cinta yang dulu, maaf atas rasa yang sekarang, maaf atas demi kebagiaan aku dan
kamu, dan maaf atas harapan yang kita ukir bersama tak bisa ku wujudkan, aku
dengan segala hormatku pada mu, KITA HARU PUTUS.
“Dimana gelap
senja menjadi kabur kan pandangan dan hujan membabi buta. Dengan membawa luka
hati yang ditinggal pergi, pergi jauh dan berharap kembali”
Kita harus putus
ReplyDelete